Optimalisasi aset merupakan suatu proses
kerja manajemen aset dalalm rangka penggunaan dan pemanfaatan aset yang
bertujuan untuk mengoptimalkan aset tersebut. Untuk dapat mengoptimalkan
penggunaan dan pemanfaatan suatu aset, harus dicari faktor penyebab ketidakoptimalan
penggunaan dan pemanfaatan aset tersebut.
Fakto-faktor penyebab ini dapat meliputi berbagai aspek diantaranya
legal, fisik, nilai ekonomi dan faktor lainnya. Optimalisasi aset ini
diharapkan dalam waktu singkat akan menghasilkan penggunaan dan pemanfaatan
aset yang efektif dan efisien.
1.1.Pengertian
Optimalisasi Aset
Optimalisasi aset merupakan proses kerja
dalam manajemen aset yang bertujuan untuk mengoptimalkan potensi fisik, lokasi,
nilai, jumlah/volume, legal, dan ekonomi yang dimiliki aset tersebut, Sutrisno
(2004). Pada tahap ini aset-aset yang dimiliki negara diidentifikasi dan
dikelompokkan berdasarkan potensi dari aset tersebut. Sedangkan menurut Nugent
(2010) optimizing the utilization of
asset is terms of service benefit and financial returns. Optimalisasi
pemanfaatan aset adalah hubungan antara kegunaan layanan dan imbalan
keuntungan. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa optimalisasi aset
merupakan pengoptimalan pemanfaatan dari sebuah aset dimana dapat menghasilkan manfaat
yang lebih atau juga mendatangkan pendapatan.
Analisis optimalisasi penggunaan dan
pemanfaatan aset digunakan untuk mengidentifikasi dan memilah aset yang masuk
ke dalam aset opersasional atau aset non operasional (Siregar, 2004). Untuk
aset operasional, dilakukan kajian yang lebih mendalam untuk mengetahui apakah
aset operasional tersebut sudah optimal atau belum penggunaan dan
pemanfaatannya. Sedangkan untuk analisis terhadap aset non operasional yang
dilakukan terhadap kondisi eksisting suatu aset. Untuk mengetahui
pemanfaatannya sudah optimal, dilihat dari penggunaan aset dari aspek ekonomis.
Sebagaimana disebutkan oleh Siregar (2004) bahwa untuk mengoptimalkan suatu
aset harus dibuat sebuah formulasi strategi untuk meminimalisasi dan
menghilangkan ancaman dari faktor lingkungan dan untuk aset yang tidak dapat
dioptimalkan harus dicari penyebabnya.
Menurut Siregar (2004) bahwa
optimalisasi pengelolaan aset itu harus memaksimalkan ketersediaan aset (maximize asset availability),
memaksimalkan penggunaan aset (maximize
asset utilization), dan meminimalkan biaya kepemilikan (minimize cost of ownership). Untuk
mengoptimakan suatu aset dapat dilakukan melalui Highest and Best Use Analysis, Siregar (2004). Hal ini dapat
dilakukan dengan meminimalisasi atau menghilangkan hambatan atau ancaman atas
pengelolaan aset-aset tersebut. Sehingga optimalisasi dari suatu aset yang
berstatus idle capacity bisa
dilakukan.
1.2.Tujuan
Optimalisasi Aset
Siregar (2004:776), menyebutkan bahwa
tujuan optimalisasi aset secara umum adalah sebagaimana gambar berikut:
Sumber: Siregar (2004:776)
Gambar 1
Tujuan Optimalisasi Aset
Gambar diatas merupakan gambaran dari
tujuan optimalisasi aset. Berikut ini penjelasan mengenai gambar diatas:
1.
Mengidentifikasi
dan menginventarisasi semua aset. Kegiatan ini meliputi bentuk, ukuran, fisik,
legal, sekaligus mengetahui nilai pasar atas masing-masing aset tersebut yang
mencerminkan manfaat ekonominya.
2.
Pemanfaatan
aset. Pada tahap ini pengelola aset harus mengetahaui apakah aset telah sesuai
dengan peruntukannya atau tidak.
3.
Terciptanya
suatu sistem informasi dan administrasi sehingga tercapainya efisiensi dan
efektifitas dalam pengelolaan aset.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa
optimalisasi aset bertujuan untuk mengidentifikasi aset, untuk mengetahui aset
yang perlu dioptimalkan dan bagaimana cara mengoptimalkan aset tersebut. Pada
akhirnya diperoleh rekomendasi yang berupa sasaran, strategi, dan program untuk
mengoptimakan aset yang diteliti.
1.3.
Prosedur Optimalisasi Aset
Menurut Djumara (2007:23) secara umum ada
beberapa langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan optimalisasi aset
diantaranya sebagai berikut:
1.
Identifikasi
aset, inventarisasi fisik dan legal
Melakukan pendataan terhadap temuan aset
yang dimiliki yang mencakup ukuran, fisik, legal status, dan kondisi aset.
Kemudian melakukan identifikasi kelengkapan dokumen-dokumen legalnya atas aset
bermasalah yang pada akhirnya dapat memberikan legal opinion.
2.
Penilaian aset
tetap
Melakukan kegiatan penilaian untuk
mengetahui nilai pasar (market value) atas objek properti dengan menggunakan
pendekatan-pendekatan dan metode penilaian yang lazim digunakan, yaitu:
a.
Pendekatan data
pasar (market data approach) dengan
metode perbandingan langsung (direct
comparison)
b.
Pendekatan biaya
(cost approach) dengan metode biaya
pengganti baru yang disusutkan (depreciated
replacement cost)
c.
Pendekatan
pendapatan (income approach) dengan
metode arus kas terdiskonto (discounted
cash flow)
d.
Pendekatan
pengembangan tanah (land development
approach) dengan land residual method.
3.
Analisis
optimalisasi pemanfaatan fixed assets.
Analisis optimalisasi penggunaan dan
pemanfaatan aset digunakan untuk mengidentifikasi dan memilah aset yang masuk
ke dalam aset opersasional atau aset non operasional (Siregar, 2004). Untuk
aset operasional, dilakukan kajian yang lebih mendalam untuk mengetahui apakah
aset operasional tersebut sudah optimal atau belum penggunaan dan
pemanfaatannya. Sedangkan untuk analisis terhadap aset non operasional yang
dilakukan terhadap kondisi eksisting suatu aset. Untuk mengetahui
pemanfaatannya sudah optimal, dilihat dari penggunaan aset dari aspek ekonomis.
Sebagaimana disebutkan oleh Siregar (2004) bahwa untuk mengoptimalkan suatu
aset harus dibuat sebuah formulasi strategi untuk meminimalisasi dan menghilangkan
ancaman dari faktor lingkungan dan untuk aset yang tidak dapat dioptimalkan
harus dicari penyebabnya.
4.
Sistem Informasi
Manajemen Aset (SIMA)
Sistem Informasi Msnajemen Aset (SIMA)
merupakan suatu sistem informasi penggunaan dan pengelolaan aset. Objek
pengembangan sistem informasi manajemen aset (SIMA) sebagai alat untuk
optimalisasi dan efisiensi pengelolaan aset.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa ada lima tahapan yang harus dilakukan dalam melakukan optimalisasi aset. Langkah-langkah tersebut meliputi identifikasi aset, inventarisasi fisik dan legal, penilaian aset tetap, analisis optimalisasi pemanfaatan aset, dan Sistem Informasi Manajemen Aset (SIMA). Berikut ini alur prosedur optimalisasi aset.
Sumber: Djumara (2007)
Gambar
2
Diagram
Prosedur Optimalisasi Aset
Tidak ada komentar:
Posting Komentar